TERWUJUDNYA GENERASI EMAS QUR'ANI 2045 YANG CAKAP, CENDEKIA, DAN BERAKHLAK MULIA

Jumat, 30 Maret 2012

CARA CEPAT Perkalian Bilangan 10 sampai 19

 Kita bisa menghitung perkalian bilangan bilangan dari 10 sampai dengan 19 dengan cara cepat, tanpa menghitung manual yang pasti memakan waktu lebih lama dibanding cara ini, yaitu dengan cara seperti yang tertera pada gambar ;
contohnya saja 13 x 12 = . . . . 

kita bisa hitung dengan langkah yang pertama yaitu menjumlahkan bilangan pertama dengan angka terakhir pada bilangan pengalinya. maka 13 + 2 =15, 15 ini adalah sebagai bilangan ratusan dan puluhannya.

langkah kedua yaitu dengan mengalikan angka terakhir pada kedua bilangan (pengali dan yang dikali) yaitu 3 x 2 = 6, 6 ini adalah sebagai bilangan satuannya

sehingga hasil dari 13 x 12 = 156, silakan melakukan perkalian dengan bilangan yang lain. INGAT hanya bilangan 10 samapi 19 saja.
*** SELAMAT MENCOBA ***

Tahun 2012 Ujian Ulang dan Naskah Cadangan (UN) "Ditiadakan"

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG Tahun ini tak hanya ujian ulang yang ditiadakan, pasalnya cadangan naskah soal ujian nasional (UN) pun tidak disediakan. Banyaknya naskah soal disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang mengikuti ujian.

hal ini dilakukan guna mengurangi risiko kebocoran soal ujian. "Klau terjadi kekurangan naskah soal ujian, bisa dicarikan ke sekolah lain ," Ujar anggota Badan Standar Nasional Pendidikan , Mungin Edi Wibowo, saat ditemuai uasai rapat kerja pendidikan se-Jawa Tengah menuju UN yang jujur dan berprestasi 2012 di komplek Gubernuran Jateng, Rabu (18/3).

Jika sekolah lain juga tak memiliki naskah, maka bisa dicari ke tingkat kabupaten/kota. "Jika tidak memungkinkan, maka di-fotocopy, tapi harus disaksikan oleh panitia dan pengawas ujian," katanya.
Dengan begini, Mungkin optimis tidak akan terjadi kebocoran soal.

Bagi peserta ujian yang belum menerima naskah soal pada saat ujian, maka akan diberi tambahan waktu. Pasalnya hal ini merupakan kesalahan panitia pelaksana ujian sehingga jangan sampai siswa yang dirugikan.

Dirinya mengimbau para siswa yang akan menghadapi ujian nasional untuk memahami materi dengan baik, percaya diri dengan apa yang sudah dipelajari. "Jangan terpengaruh hal-hal yang justru merumuskan, misalnya isu kebocoran soal yang beredar," imbuhnya.

Siswa diharap tenang dan jangan cemas dengan menganggap ujian nasional adalah hal yang menakutkan. Mungkin menyebut di sinilah peran guru untuk memberikan sistem pembelajaran yang baik agar siswa percaya diri. hal ini bisa ditempuh dengan melaksanakan ujian harian, semester, atau rajin memberi latihan soal.

Selasa, 27 Maret 2012

Belajar Dengan System “tembak”

(koran.republika.co.id.)
Akhir-akhir ini saya sering ditanya oleh siswa. Pada saat memberikan pelajaran khusunya pembahasan soal-soal. “Apakah ada cara yang lebih cepat pak?”. Itu pertanyaan yang paling sering muncul bila menjelang ujian. Mengawa tidak sedari awal saja bertanya seperti itu?
Saya yakin, bagi kompasioner yang berprofesi sebagai guru seperti saya akan menemui hal serupa. Rasanya enak sekali kalau bisa mengerjakan matematika dengan cara kilat, serba ingin cepat selesai dan segera bebas  dari beban belajar.
Saya mengetahui bahwa anak yang menanyakan seperti itu adalah yang mengikuti bimbingan belajar di lembaga-lembaga bimbingan belajar yang menampung siswa siap ujian. Lembaga seperti itu biasanya ramai bila menjelang ujian, bahkan membuka kelas malam hari untuk menampung anak yang tidak punya kesempatan sore hari.
Ilmu yang saya ampu adalah pelajaran yang bersifat menyelesaikan masalah. Acap kali kita menjumpai hal-hal yang pelik, rumit sehingga memerlukan bantuan pihak lain untuk menyelesaikan.
Demikian pula bagi siswa, manakala menemui hambatan dalam menyelesaikan masalah terutama yang bersifat eksak, matematika sangat membantu agar jalan tidak buntu. Matematika akan menuntun menyelesaikan persoalan setahap demi setahap. Dengan demikian problem yang ditemui akan terurai, dan persoalan akan terjawab.
Memang benar, bahwa matematika perlu ketrampilan berhitung. Namun trampil menghitung dengan cepat bukan jaminan untuk menyelesaikan soal. Kecepatan berhitung adalah sebagai alat bantu.
Suatu ketika saya berdiskusi kecil dengan seorang dosen. Ia sempat menyangsikan terhadap mahasiswanya. Mengapa demikian? Karena dalam ijazah tertera nilai matematikanya tinggi, namun setelah dosen memberikan tugas yang menitik beratkan pada problem solving, mahasiswa itu tidak bisa berbuat apa-apa. Saya juga mengatakan dengan terus terang, bahwa mahasiswa itu adalah produk pembelajaran di sekolah dan bimbingan belajar dengan system “tembak”. Intinya yang penting bisa menjawab soal dengan cepat dan benar.
Matematika menuntun kita agar dalam menyelesaikan tugas secara urut, runtut dan nalar. Saya sering menjumpai anak, dalam menyelesaikan soal dengan cara meloncat-loncat, bahkan ada juga yang langsung menjawab isinya tanpa member alasan yang jelas. Saya masih menghargai anak menjawab dengan urut dan logis walaupun ketemunya salah. Saya pikir mungkin pada perhitungan akhir ada kesalahan. Saya malah menyelahkan anak dua kali, karena tidak melalui jalan yang urut, tetapi isinya benar.

Dua sampai tiga tahun terakhir ini, soal-soal ujian nasional untuk pelajaran matematika lebih banyak aplikasinya dibanding dengan teori. Terutama untuk bidang geometri. Bila anak yang kita bimbing dengan memakai sistem “tembak”, maka saya jamin akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan ujian nasional.

sumber : http://www2.jogjabelajar.org/smpmuh4/affandi/?p=567

TOMCAT